Banyak versi yang digunakan dalam memilih pemain terbaik. Namun yang saya muat disini hanyalah semata-mata penilaian pribadi, dimana barometer yang saya gunakan bukanlah jumlah gelar, jumlah gol, atau nominasi dari FIFA, melainkan ciri khas dan totalitas dalam bermain di setiap klub yang ia bela. Berikut 10 pemain terbaik pilihanku :
1. Zinedine Zidane
2. Denis Bergkamp
3. Michael Laudrup
4. Juergen Klinsman
5. Gianfranco Zola
6. Ronaldo
7. Raul Gonzales
8. Hidetoshi Nakata
9. David Beckham
10. Thierry Henry
" The Maestro" Zinedine Zidane
Zinedine Yazid Zidane (IPA: [ˌzineˈdin jaziːd ziˈdan]; bahasa Arab: زين الدين زيدان, Zainuddin Zidan lahir 23 Juni 1972; umur 41 tahun) yang terkenal dan populer dengan panggilan Zizou adalah seorang pesepak bola Perancis keturunan Aljazair. Posisinya adalah gelandang menyerang. Memulai karier sebagai pemain di klub AS Cannes, ia kemudian bermain di Bordeaux, Juventus dan terakhir Real Madrid. Ia pensiun dari sepak bola klub pada tahun 2006 dan pensiun dari tim nasional sepak bola Perancis setelah Piala Dunia 2006. Ia juga sempat memegang rekor sebagai pemain termahal di dunia saat di transfer dari Juventus ke Real Madrid pada musim 2001-02 dengan nilai 46 juta poundsterling.
Zidane dilahirkan di Marseille dan dibesarkan di La Castellane. Walaupun lahir di Marseille, Zizou belum pernah bermain untuk Olympique de Marseille. Orang tua Zidane beragama Muslim, dan mereka berimigrasi dari Aljazair ke Perancis pada tahun 1954.[1]
Tahun berikutnya di Piala Dunia 2002 ia hanya tampil sekali membela Perancis karena didera cedera. Dalam turnamen tersebut, Perancis tidak berhasil mencetak satu golpun dan terpuruk di dasar grup pada babak pertama sehingga gagal lolos ke babak berikutnya.
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Zin%C3%A9dine_Zidane
Tahun 2004 setelah Piala Eropa 2004 berakhir, Zidane pensiun dari sepak bola internasional, namun saat Perancis mengalami kesulitan untuk meloloskan diri ke Piala Dunia 2006, Zidane mengumumkan pada Agustus 2005 bahwa ia akan kembali bermain di tim nasional. Perancis akhirnya lolos, tetapi Zidane yang baru melalui musim yang dipenuhi cedera di Madrid, memutuskan bahwa ia akan mundur setelah Piala Dunia tersebut berakhir.
Pada tanggal 25 April 2006, Zizou secara resmi mengumumkan keputusannya untuk mundur dari klub dan tim nasional sepak bola Perancis setelah Piala Dunia 2006.[3]
Zidane pada tahun 2004.
Pada tanggal 7 Mei 2006 Zizou memainkan pertandingan terakhir sebagai tuan rumah untuk Real Madrid di Stadion Santiago Bernabéu. Pemain Real Madrid memakai baju kaos khusus yang bertanda "ZIDANE 2001 - 2006" tertulis di bawah logo klub. Seperti yang dapat diduga, pendukung Real Madrid memberikan dia sambutan yang hangat dan mendukung Zizou sepanjang pertandingan. Pertandingan ini melawan Villarreal CF dan, sayangnya untuk Zizou, hasil terbaik yang diperoleh Real Madrid adalah seri 3–3. Zizou mencetak gol kedua untuk Real Madrid tanpa perayaan besar-besaran. Zizou menukar baju kaosnya dengan Juan Roman Riquelme, pemain Villarreal CF dan gelandang Argentina. Pada akhir pertandingan, pendukung Real Madrid mengucapkan selamat jalan untuk Zizou dengan memberi ia tepuk tangan panjang, yang membuatnya menitikkan air mata.
Pada dua pertandingan awal Piala Dunia 2006, ia tampil buruk dan bahkan harus absen pada pertandingan ketiga akibat akumulasi kartu kuning. Zidane kemudian menunjukkan kembali permainan terbaiknya di babak-babak berikutnya, dimulai dari pertandingan melawan Spanyol digugurkan 3–1, lalu Brasil ditaklukkan 1–0, dan kemudian Portugal dikalahkan 1–0. Dengan bentuk permainannya saat itu, banyak yang berharap bahwa Zidane akan menggantung sepatu dengan indah dengan mengalahkan Italia pada pertandingan final, namun kariernya berakhir pahit saat ia dikartu merah wasit Horacio Elizondo pada pertandingan final akibat menanduk bek Italia, Marco Materazzi di bagian dada.
Walaupun karier sepak bolanya berakhir pahit Zidane terpilih sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2006 versi FIFA dan para wartawan yang meliput ajang tersebut dengan mendapat 2012 poin, kapten Italia Fabio Cannavaro di posisi dua dengan 1977 poin, dan pemain Italia lainnya, Andrea Pirlo di posisi tiga dengan 715 poin. Alasan ia dipilih menjadi pemain terbaik karena berhasil menampilkan penampilan yang menawan serta menunjukkan kepemimpinan yang baik dalam membawa Perancis yang terseok-seok di babak penyisihan grup sampai ke babak final. Pelatih Perancis Domenech dan sang "Kaisar" Beckenbauer membela keputusan FIFA untuk tetap memberikan gelar tersebut meskipun Zizou dianggap melakukan tindakan bodoh tersebut terhadap Materazzi. Materazzi mungkin dianggap mengatakan kata-kata yang sangat menyinggung pemain terbaik dunia 3 kali tersebut sehingga membuat ia menjadi emosi dan akhirnya melakukan tindakan tersebut.
Gaya bermain
Setelah penampilan yang sangat fantastis di Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000, tidak sedikit publik sepak bola yang menganggapnya sebagai pemain terbaik di dunia. Kelebihan dan keahliannya melakukan dribbling dan penguasaan bola sering membuat pemain lawan merasa frustasi karena sulitnya merebut bola darinya. Pelatih-pelatihpun beranggapan bahwa memaksakan man-to-man marking terhadap Zidane adalah pekerjaan sia-sia. Bahkan produsen olahraga asal Jerman Adidas membuat "formasi baru" yakni 4-Zidane-2.
Statistik
Zidane, pemain yang telah memenangkan semua kejuaraan bergengsi di dunia, adalah seorang juara sejati. Gelar yang telah dia persembahkan kepada Perancis dan klubnya antara lain:
- Piala Dunia (1998)
- Piala Eropa (2000)
- Liga Champions (2001/2002)
- Piala Toyota (1996, 2002)
- liga domestik:
- Serie A (1996/1997, 1997/1998)
- La Liga (2002/2003)
- Runner Up Piala Dunia (2006)
Zidane tiga kali terpilih sebagai Pemain Terbaik Dunia (1998, 2000, 2003) dan sekali sebagai Pemain Terbaik Eropa (1998) serta sebagai Pemain Terbaik Piala Dunia 2006.
Lain-lain
Pada tanggal 6—8 Juli 2007, Zidane datang ke Indonesia dalam rangka sebagai Duta grup Danone untuk program sepak bola anak-anak dunia.[6]
Kata Mereka Tentang Zidane
Zidane adalah master. Selama 10 tahun terakhir, sudah tidak ada yang seperti dia, ia telah menjadi pemain terbaik di dunia.
Pele , 2006 [5]
Dia mendominasi bola, ia adalah tontonan berjalan dan dia bermain seolah-olah ia memiliki jaring sutra di setiap kaki. Dia mengingatkan sedikit diri saya, meskipun saya sedikit lebih cepat.
Alfredo Di Stefano [6]
Zidane adalah unik. Bola mengalir bersamanya. Dia lebih seperti seorang penari dari pemain sepak bola.
Franz Beckenbauer , 2003 [8]
Secara teknis, saya pikir dia adalah raja dari apa yang mendasar dalam permainan - kontrol dan passing. Saya tidak berpikir siapa pun bisa seperti dalam mengendalikan atau menerima bola.
< Michel Platini, 2006 [9]
Dia adalah pemain terbaik yang pernah kulihat ... Bermain bersama dia adalah hal yang gila! Pendukung tiba lebih awal di Bernabeu hanya untuk melihat dia pemanasan.
Roberto Carlos, 2010 [10]
Aku akan menyerahkan lima pemain untuk memiliki Zidane dalam skuad saya.
Cesare Maldini , 1998 [11]
Zidane adalah dari planet lain. Ketika Zidane melangkah ke lapangan, 10 orang lainnya tiba-tiba saja merasa lebih baik. Itu saja !.
Zlatan Ibrahimovic , 2012 [12]
Apa yang dia bisa lakukan dengan bola adalah impian bagi kebanyakan dari kita.
< Xabi Alonso, 2012 [13]
Diego Maradona adalah pemain hebat. Johan Cruyff adalah pemain hebat. Mereka berbeda - tetapi dengan kesamaan. Apa yang membuat Zidane terpisah adalah cara ia memanipulasi bola, mampu membuat ruang yang tidak ada. Ditambahkan visi dan itu membuatnya sangat istimewa.
Kevin Keegan , 2000 [14]
Di Prancis, semua orang menyadari bahwa Dewa itu ada, dan saat ia kembali di tim internasional Prancis. Sang Dewa kembali, hanya sedikit kata yang tersisa untuk diucapkan.
Thierry Henry , 2005 [15]
Ia berpikir dalam satu detik dan melakukan di detik berikutnya. Dia menciptakan ruang di mana tidak ada. Hanya pemain terbaik bisa melakukan itu. Tidak peduli di mana ia mendapat bola atau bagaimana bola datang kepadanya, Zidane bisa keluar dari kesulitan. Imajinasi dan teknik yang luar biasa.
Edgar Davids , 2000 [16]
Selain menjadi pemain yang mengesankan, ia juga sangat rendah hati dan sangat menyenangkan sebagai pribadi. Seorang pria besar.
Rivaldo , mantan pemain sepak bola Brasil yang saat ini bermain untuk Bunyodkor .
Pemain terbaik dari 20 tahun terakhir? Itu haruslah Zidane. Dia memiliki segalanya. Anda tidak pernah perlu mengguruinya apa-apa karena dia melakukan semuanya sendiri dan tahu apa yang diharapkan.
Marcello Lippi , September 2011 [17]
Perancis telah pulih saat Zidane kembali dan mereka telah semakin tumbuh sepanjang turnamen ini.
Marcello Lippi , manajer tim Italia yang memenangi Piala Dunia, Juli 3 2006
Zidane memenangkan penghargaan itu karena apa yang telah ia lakukan di lapangan - ia adalah yang terbaik ... Saya selalu mengagumi Zidane ... Bahkan saya memiliki salah satu kaosnya di lemari saya - kami bertukar kaos usai pertandingan Juventus v Perugia.
Marco Materazzi , pesepakbola Italia dan orang yang terkenal krn kasu "sundulan Zidane", berbicara saat akhir pengumuman Golden Ball.
Tidak ada yang tahu apakah Zidane adalah malaikat atau setan. Dia tersenyum seperti Saint Teresa dan menyeringai seperti pembunuh berantai.
Jean-Louis Murat- Penyanyi & penulis lagu ternama Prancis, 2004 [18]
* Wawancara *
Kadang-kadang saya tidak tahu apa yang terjadi saya atas selama pertandingan. Kadang-kadang saya hanya merasa saya telah pindah ke tempat yang berbeda dan saya bisa berhasil, mencetak gol atau melewati pemain yang menghalangi saya.
Wawancara, Juni 2000 [1]
Adalah ayah saya yang mengajarkan kepada bahwa seorang imigran harus bekerja dua kali lebih keras seperti orang lain, bahwa ia tidak harus menyerah.
Wawancara, 2004 [2]
Saya cukup beruntung untuk datang dari daerah yang sulit. Ini mengajarkan Anda bukan hanya tentang sepakbola, tapi juga kehidupan. Ada banyak anak-anak dari berbagai ras dan keluarga miskin. Orang-orang harus berjuang untuk melewati hari. Musik itu penting. Sepakbola adalah bagian yang mudah.
Wawancara, 2004 [3]
Sulit untuk menjelaskan tapi aku memiliki kebutuhan untuk bermain intens setiap hari, berjuang setiap pertandingan yang sulit. Dan keinginan ini tidak pernah menghentikan pertempuran adalah sesuatu yang lain yang saya pelajari di tempat di mana saya dibesarkan.
Wawancara, 2004 [4]
-- http://en.wikiquote.org/wiki/Zinedine_Zidane
"The Golden Boy" Raul Gonzalez
Raúl González Blanco, biasa dipanggil Raúl (lahir 27 Juni 1977; umur 36 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Spanyol yang bermain sebagai penyerang. Mulai musim 2012–13, ia bermain untuk Al Sadd di Liga Qatar setelah bergabung dengan status bebas transfer.[2]
Raúl telah bermain untuk Real Madrid di tingkat senior sejak 1994. Ia telah bermain lebih dari 100 pertandingan untuk tim nasional Spanyol dan merupakan pencetak gol terbanyak dengan 44 gol. Ia tampil bersama Spanyol pada Piala Dunia FIFA 1998, Euro 2000, Piala Dunia FIFA 2002, Euro 2004, dan Piala Dunia FIFA 2006.
Raul juga menempati urutan ke 12 untuk pencetak gol terbanyak di sejarah sepak bola Spanyol dengan 323 gol dari 741 pertandingan. Semua gol tersebut adalah untuk Real Madrid, dan itu membuat ia menempati urutan ketiga sebagai pencetak gol terbanyak di Real Madrid sepanjang waktu. .
Ia selalu menggunakan kaus bernomor punggung 7 saat bermain untuk Spanyol, Real Madrid, dan Schalke 04.
Raul adalah seorang penyerang yang bisa menggabungkan menyerang dan bertahan dengan baik. Ia berlari tanpa henti dan mendukung timnya sebagai kapten sejati. Ia adalah jantung dari tim.
Dengan tinggi 180 cm dan massa 69 kg, ia sangat gesit dan ringan pada kakinya. Ia juga suka berganti posisi dan bermain melebar ke samping. Ia bisa membuat teman setimnya berada di posisi yang baik dan membuat kesempatan untuk mencetak gol baik untuk dirinya sendiri maupun teman setimnya. Bahkan ia dapat melakukan itu semua saat bermain menghadapi pemain bertahan yang sangat baik.
Banyak pelatih Real Madrid dan Spanyol yang kesulitan mencari posisi paling pas untuk Raul. Walaupun ia merupakan penyerang asli, tetapi masanya yang paling subur mencetak gol adalah pada akhir tahun 1990an. Ia menjadi rekan Fernando Morientes, yang lebih tinggi dan lebih menjadi target alami.
--
"The Magic Box"Gianfranco Zola
Saat masih aktif bermain, Zola bermain sebagai striker atau gelandang serang. Ia pernah bermain untuk Napoli, Parma, Chelsea, dan Cagliari. Oleh para pendukung Chelsea pada tahun 2003, Zola dinobatkan sebagai Pemain Chelsea Terbaik Sepanjang Masa.[4] Zola juga pernah memperkuat tim nasional Italia dengan mencatat 35 kali penampilan dari tahun 1991 hingga 1997.[1]
Chelsea adalah tempat Zola benar-benar memuncak dalam karirnya. Meskipun ia adalah salah satu pemain terkecil di semua begitu agresif dan fisik Liga Premier, ia tidak benar-benar mengambil banyak waktu untuk menyesuaikan dan di musim pertamanya, ia bernama Asosiasi Sepakbola Penulis Player of the Year, pemain pertama yang pernah memenangkan penghargaan ini setelah menghabiskan kurang dari satu musim penuh di sebuah klub.
Zola kemudian menjadi legenda Chelsea, dengan nomor semi-pensiun
Ini hanya awal dari waktu yang indah di Inggris, di mana ia pergi untuk memenangkan lebih banyak trofi untuk klub, setelah mengambil permainan ke tingkat yang sama sekali berbeda. Setelah tujuh musim di level tertinggi militansi di klub London, yang terakhir dimahkotai dengan 14 gol dan kualifikasi di Liga Champions pada musim 2003-2004, Zola kembali ke Italia untuk mengenakan kemeja dari Cagliari, tim memasuki kejuaraan Serie B.
Sangat populer di Inggris dan sangat dicintai oleh satu dan semua di London, dia sayang dijuluki Magic Box untuk perawakannya dan bakatnya. Tak lama setelah ia kembali ke Sardinia, ia diangkatAnggota Kerajaan Inggris oleh Ratu Elizabeth II. Chelsea belum resmi pensiun nomornya, tapi NO telah diambil itu sejak. Atau bahkan merasa bahwa mereka memang layak.
"Kembali Ke Sardinia"
Kembali ke rumah, sekali lagi, sepertinya karir Zola sebagai pemain sepakbola profesional yang akan segera berakhir. Tapi itu tidak harus begitu, saat dia memimpin Cagliari promosi ke Serie A. Setelah musim pertamanya di Cagliari, ia memperpanjang kontraknya untuk musim lain, musim yang akan menjadi yang terakhir, mengakhiri karirnya di gaya yang tepat, dengan ganda melawan Juventus di pertandingan terakhir profesional. Untuk menghormatinya, Cagliari mencabut jersey nomor 10, nomor yang dikenakannya selama 2 tahun di klub.
"Style Of Play"
Zola dimulai sebagai gelandang, tetapi kemudian melibatkan diri ke dalam permainan sebagai striker kedua, mencetak gol pada kehendak bebas. Dia juga seorang spesialis bola mati, setelah belajar seni melengkung bola dari Diego Maradona.
Zola pernah berkata bahwa "Saya belajar semuanya dari Diego. Aku digunakan untuk memata-matai dia setiap kali dia dilatih dan belajar bagaimana untuk curl tendangan bebas seperti dia."
Pada musim pertamanya di Naples, ia memenangkan Serie A dan ketika Maradona pergi, dia meninggalkan 10 jersey nomor pewarisnya yang sah, Zola.
Rekor Individual
- Inducted into the English Football Hall of Fame: 2006
- Awarded an OBE: 2004
- Voted Chelsea’s Best Ever Player
- Named in Chelsea’s centenary XI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar